Jakarta – Pemerintah berencana memberlakukan electronic road pricing (ERP) untuk menganti penerapan 3 in 1 di Jakarta. Namun efek positif dari sistem baru ini tidak akan langsung bisa dirasakan.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristiono untuk dapat merasakan efektivitas penerapan ERP ini kita butuh waktu, karena masyarakat pengguna kendaraan menurutnya harus beradaptasi lebih dulu.
“Tidak bisa instant memang, karena masyarakat kan harus adaptasi. Tapi bila semua sudah berjalan, hasilnya bisa positif,” ungkapnya kepada detikOto, Rabu malam (2/3/2011).
Keberhasilan penerapan ERP ini menurut Udar bisa dilihat di kota-kota seperti Singapura, London dan Stockholm yang sudah menerapkannya. “Kemacetan akan bisa diurai,” imbuh Udar.
Hanya saja, meski mengaku siap menerapkannya, Dishub DKI Jakarta saat ini sedang menunggu aturan terkait ERP dari Kementerian Perhubungan.
Di bawah skema ERP, para pengguna jalan yang meleawti jalan tertentu nantinya akan dimintai tarif secara otomatis.
Sistem ini menggunakan sensor yang mampu mendeteksi mobil pengendara ketika mobilnya melewati gerbang ERP. Saat itu sensor akan melacak mobil si pengendara dan memotong dana yang ada di kartu ERP seperti yang berlaku di Singapura.
Untuk permulaan, kawasan yang dulunya menerapkan 3 in 1 akan menjadi kawasan pertama yang dikenai tarif ERP. Karena 3 in 1 saat ini dirasa sudah tidak efektif lagi.
Kawasan-kawasan tersebut antara lain Jl. MH. Thamrin, Jl. Jenderal Sudirman, Jl. Sisimangaraja, Jl. Medan Merdeka Barat, Jl. Majapahit, Jl. Gajah Mada, Jl. Hayam Wuruk, Jl. Pintu Besar Selatan, Jl. Pintu Besar Utara dan sebagian Jl. Jenderal Gatot Subroto.
Meski tarifnya belum diketok namun beredar kabar kalau tarif ERP yang berlaku di Jakarta maksimal mencapai sekitar Rp 20.000 per hari.
Anda setuju ERP diterapkan di Jakarta?
–
Artikel Lain
Revaldo Dituntut 9 Tahun Penjara
Pembantu Rumah Tangga Tewas
Hipnotis Siswi, Pria Babak Belur
3 in 1 Akan Dihapus
Berita Jakarta 